Mahasiswa Teknik Perminyakan UPN Kunjungan Belajar ke Lapangan Banyu Urip

0
1180
Suasana kunjungan mahasiswa teknik perminyakan UPN yogyakarta ke PB 14 Banyuurip
Suasana kunjungan mahasiswa teknik perminyakan UPN yogyakarta ke PB 14 Banyuurip

Mahasiswa Fakultas Teknik Perminyakan UPN Veteran Yogyakarta patut berbangga hati. Pasalnya, beberapa alumni kampus negeri ini telah sukses meniti karir di perusahaan migas. “Hari ini kita kunjungan ke Lapangan Banyu Urip, dan ternyata yang menerima alumni UPN juga,” ucap Ravino Ichsan, mahasiswa yang turut bersama 20 temannya yang lain.

Hal serupa diakui Abi Nugraha, mahasiswa semester 6 ini mengaku bangga dengan seniornya. Dia juga semakin bersemangat untuk menekuni dunia migas. “Di Lapangan Banyu Urip ini saya banyak belajar,” ucapnya bersemangat.
Mahasiswa Teknik Perminyakan melakukan Kunjungan Belajar ke Lapangan Banyu Urip pada Kamis (8/2/2018). Rombongan diterima oleh Disjon Tindaje, Competency Assurance Standard Coordinator di Departemen Training ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). “Orang Indonesia harus unggul dalam mengelola migas, maka belajarlah yang tekun dan giat,” tutur Disjon dalam pemaparannya.
Disjon berbagi cerita mengenai pengalamannya selama puluhan tahun di industri migas. Untuk bisa bersaing di dunia internasional, dia menyarankan agar mahasiswa menguasai bahasa Inggris. “Bahasa ini penting sekali, karena perlu diakui bahwa saat ini teknologi masih dikuasai negara-negara luar,” ucapnya.
Disjon juga memberikan pemaparan tentang kegiatan operasi di Lapangan Banyu Urip. Selepas itu, mahasiswa diajak berkeliling lokasi dan melihat fasilitas secara dekat. “Kegiatan seperti ini sering kita lakukan untuk mengenalkan kegiatan kita kepada masyarakat,” kata juru bicara EMCL, Rexy Mawardijaya yang hadir bersama mahasiswa UPN Yogyakarta itu.
Rexy menjelaskan, EMCL sangat mengapresiasi dukungan masyarakat terhadap kesuksesan proyek Lapangan Banyu Urip selama ini. Menurut dia, dukungan tersebut bisa diperoleh jika masyakat tahu dan mengenal Lapangan Banyu Urip. Mulai dari wujudnya, hingga bagaimana EMCL menerapkan standard yang tinggi dalam operasinya. “Salah satu cara mengenalkan ya dengan kunjungan seperti ini,” imbuhnya.
Kata Rexy, kunjungan masyarakat semacam ini sudah rutin dilakukan sejak dua tahun yang lalu. Mulai dari kalangan mahasiswa, pelajar, guru, ibu-ibu PKK, kepala desa, dinas pemerintahan, organisasi masyarakat, dan lain-lain. “Tidak setiap saat orang bisa kesini, karena aspek keselamatan. Operasi hulu migas ini penuh resiko, keselamatan yang paling utama,” tegasnya.

LEAVE A REPLY