Tingkatkan produktifitas, 30 difabel ikuti pelatihan olah makanan

Tingkatkan produktifitas, 30 difabel ikuti pelatihan olah makanan

Penyerahan alat olah makanan oleh pihak EMCL kepada peserta difabel

30 difabel di Bojonegoro Jawa Timur mengikuti pelatihan keterampilan pengolahan makanan di Balai Latihan Kerja (BLK), pada Rabu (18/1/2017). Pelatihan warga berkebutuhan khusus ini diprakarsai ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan Pusat Inkubasi Bisnis (PIB) Bojonegoro dengan Yayasan Difabel  Kabupaten Bojonegoro (YDKB). “Hari ini pelatihan produk olahan,” kata Arifin dari PIB Bojonegoro.

Arifin menuturkan, para anggota PDKB tersebut hari ini dilatih membuat kue karamel, kue kering, dan putri salju. Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta bisa meningkatkan produktivitas usaha makanan yang selama ini sudah mereka mulai. “Selain memberi pelatihan, EMCL juga memberi alat berupa oven,” imbuhnya.

Menurut Arifin, program ini merupakan rangkaian kegiatan pelatihan usaha produktif yang dilaksanakan oleh PIB Bojonegoro. Akan ada empat jenis pelatihan yang diselenggarakan PIB dengan dukungan penuh dari EMCL. Yaitu, Pelatihan produk olahan, Pelatihan kewirausahaan, Pelatihan usaha budidaya Jamur dan Hortikultura, serta Pelatihan Teknik Intensifikasi Lahan. “InsyaAlloh total tahun ini akan ada 22 kelas,” ucapnya.

Kabid Pengembangan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Bojonegoro, Joko Santoso menyampaikan terima kasih kepada EMCL dan PIB Bojonegoro yang telah memberikan pelatihan kepada perkumpulan disabilitas di Bojonegoro. Bagi dia, dukungan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap disabilitas yang ada di Bojonegoro.

Dia berharap pelatihan ini bisa dioptimalkan sebaik mungkin dan bisa dipraktekan di rumah sehingga menjadi usaha yang produktif. “Selain itu alat yg dberikan oleh EMCL bisa dimanfaat sebaik mungkin dijaga dan dirawat. Walaupun dengan keterbatasan kita tetap menggali potensi diri dan tetap semangat,” paparnya.

Ketua paguyuban difabel dari Yayasan Difabel Kabupaten Bojonegoro (YDKB). Sanawi merasa bangga bisa mendapat dukungan dalam kegiatan ini. Karena dengan keterbatasan, tutur dia, kaum difabel tetap bisa berita usaha. Hal seperti ini, bagi dia, adalah modal hidup bermasyarakat. “Orang akan berfikir sepuluh kali lipat untuk menghina kita, karena dengan keterbatasan yang kita miliki kita masih ada manfaatnya,” kata dia bersemangat.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *